Wednesday, December 7, 2011

Mau Beli HP? Baca Ini Dulu!

“Mending beli handphone di gerai, konter, atau langsung ke operatornya aja ya?”

Mungkin sering banget ya ditanyai pertanyaan seperti itu, tidak jarang sama teman-teman kita sendiri. Tidak jarang atau malah setiap kali ditanyai seperti itu, kita mungkin juga bingung menjawab pertanyaan tersebut. Banyak pertimbangan melintas di pikiran kita, mungkin kalau kita jawab ngawur, ntar kita yang kena salahnya kalau ternyata orang itu protes ke kita Don't tell anyone smile Berdasarkan itu, si TS berusaha membuat beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan saat anda-anda sekalian mau membeli HP.

Nah untuk di gerai hape yang menjual hape dengan beberapa merk tertentu, mungkin ini beberapa penjelasannya:

  1. Biasanya harga lebih murah dibandingkan konter maupun langsung ke operator. Garansi yang diberikannya pasti terjamin, biasanya juga memiliki service center sendiri.
  2. Pelayanan biasanya minus, mungkin karena banyaknya orang yang lebih memilih beli di gerai dibandingkan tempat lain. Kecuali pada saat pembelian, biasanya mbak-mbak/mas-mas penjaganya sudah dibiasakan untuk mengecek segala isi yang ada di dalam pack hape tersebut, sehingga tidak ada barang-barang yang terlewatkan untuk dicek.
  3. Sangat ketat terhadap peraturan yang diberikan oleh vendor tertentu. Misalnya anda beli hape merk X, tiba-tiba terjadi kecatatan pada hape tersebut, dan anda baru menyadarinya saat esoknya. Pada gerai biasanya mengklaim garansi “tidak semudah kelihatannya”.
  4. Harga sudah fix dan tidak bisa ditawar lagi (walaupun murah).

Nah, untuk yang beli langsung ke operatornya:

  1. Biasanya operator memiliki program tersendiri dalam penjualan hapenya, misalnya menggunakan cicilan 0% dan harga hape sudah termasuk biaya untuk internet/telepon/SMS.
  2. Harga tentunya juga sudah fix.
  3. Cocok untuk anda-anda yang suka dengan langganan pascabayar, karena biasanya program ini juga menyertakan pendaftaran nomor pascabayar.
  4. Komplain lebih gampang, karena pastinya operator juga tidak mau kehilangan salah satu pelanggannya (pelanggan pascabayar).
  5. Hape yang dibeli biasanya di-lock agar tidak dapat dipakai menggunakan operator lain, dan biasanya juga ada logo operator di hapenya.

Untuk yang konter:

  1. Harga sudah pasti bisa ditawar, bisa saja jatuhnya lebih murah dibandingkan gerai dan operator.
  2. Pelayanan biasanya minus, karena peran konter hanya untuk mendistribusikan produk dan biasanya kurang bertanggungjawab terhadap kerusakan yang terjadi.(Biasanya sih disuruh langsung ke vendor resminya).
  3. Komplain lebih gampang apabila anda kenal salah satu karyawan/pelayannya. Hmm bisa juga karena kurang unsur profesional.
  4. Cocok untuk anda yang mempunyai hape lama, dan ingin tukar tambah, di mana tidak dapat dilakukan di gerai maupun operator. Apakah anda rela membuang hape lama anda? Smile with tongue out

Nah, sepertinya sekian dulu untuk malam ini.. Sedang mencari-cari ide fantastis lainnya Open-mouthed smile Salam teknologi, guys!

Friday, December 2, 2011

Apa Pendapatmu Melihat Seorang “Technology Geek”?

Technology Geek

“Banyak orang mengira bahwa penggemar maupun pengguna yang ‘freak’ terhadap IT merupakan seorang yang “nerd”. Nerd dalam arti di sini berarti tidak suka bersosialisasi, lebih suka di mengurusi komputernya dibanding mengurusi kehidupan di sekitarnya, bahkan beberapa orang yang “tidak bertanggungjawab” secara terang-terangan menuduh tipe orang seperti ini egois dan idealis. Orang IT dituduh selalu berpikir dan berperilaku menurut apa yang dikehendakinya, dan mengesampingkan hak-hak orang lain. Namun, tidak selamanya orang IT disebut nerd, lihat saja Bill Gates, Steve Jobs, dan Mark Zuckerberg, semuanya adalah seorang nerd yang sukses, seorang nerd bisa menjalankan bisnis dengan baik, dan seorang nerd yang mampu membawa perubahan pada kehidupan di bumi. Kunci kesuksesan mereka adalah mau belajar tentang hal-hal lain, dan tidak melulu pada dunia IT atau masalah teknis saja.”

Kutipan di atas adalah kesimpulan yang saya ambil dari sebuah artikel pada tabloid yang saya baca akhir-akhir ini, mungkin sekitar hari Senin sore. Pada awal saat saya membaca artikel tersebut, saya cuma mengiyakan saja, karena memang benar bahwa seorang IT (baca: saya) memang kadang-kadang terlalu konsentrasi pada komputernya, sampai-sampai bikin jengkel orang sekitar, bahkan orang tua saya sampai marah-marah kalau seharian saya berada di depan komputer. Dikiranya facebookan atau twitteran terus, padahal lagi bikin tugas Crying face

Namun, begitu sampai pada akhir-akhir paragraf di artikel tersebut, saya terkesiap terhadap semua argumen yang dituliskan oleh penulis artikel tersebut, yang juga seseorang yang mendalami dunia IT (yah, walaupun dia jauh lebih expert daripada saya). Ternyata, sebagai seseorang yang mendalami dunia IT, kita tidak boleh lupa bahwa ada bidang lain yang tentunya sangat berguna untuk masa depan kita, bahkan masa depan umat manusia. Kita tidak bisa terus-terusan memandang dunia dari sisi yang kita lihat, misalnya dari sisi dunia maya (?), tetapi kita memandang dengan sisi orang lain, seperti bagaimana sudut pandang orang lain melihat dunia ini.

Kedua, yang sangat penting adalah, sebagai orang yang mendalami dunia IT, kita diwajibkan untuk terus belajar sesuatu yang baru, yang bisa bukan merupakan bidang kita dan bukan keahlian kita. Bagaimana kita bisa maju jika kita selalu terpaku pada apa yang kita bisa? Bahkan sebagai orang IT yang memiliki keahlian tertentu, kita sering membatasi diri kita sendiri pada apa yang kita suka, misalnya orang yang suka database, hanya mempelajari dan mau mengerjakan apa yang berhubungan dengan database. Menurut saya, itu salah. Hal tersebut hanya membuat kita tidak berkembang. Namun, kita juga tidak dapat memaksakan diri kita untuk mengerti semua hal, itu hanya membuat kita terkekang untuk mempelajari hal-hal yang bahkan kita tidak suka sama sekali. Jadi, intinya tengah-tengah aja lah Open-mouthed smile

Sepertinya sekian dulu uneg-uneg dari saya, mungkin ada pendapat teman-teman sekalian yang ingin mengomentari tentang posting blog saya ini maupun tentang “geeks” dan “nerds”? Smile